SISI LAIN UNTUK HARDIKNAS
administrator 03 Mei 2019 16:23:35 WIB
Semua hari ini gegap gempita melaksanakan upacara peringatan hardiknas. Berbagai ucapan berselebaran lewat media cetak dan media online. Dan tentu saja saya berharap ini bukan nya "latah" sosmed dan tredding topic sebuah ucapan dan like folow terbanyak.
Saya berharap ucapan tersebut tulus hati dan penuh pengharapan memajukan bangsa melalui pendidikan. Dan ucapan tulus sebuah doa kepada khususon mbah Sarmidi Mangun Sarkoro dan mbah Ki Hadjar Dewantara beserta para pejuang pendidikan di indonesia yang telah berjasa mencetak dan menggariskann dan menanamkan pondasi pendidikan di indonesia.
Setiap tahun diperingati dan diselamati. Di seluruh negeri. Saya salut. Luar biasa.
Saya hanya berpikir dan berharap sederhana saja untuk momen hardiknas ini. Menjalankan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, yaitu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Itu saja tidak kurang tidak lebih.
Untuk mewujudkan hal demikian saya menyerahkan kepada kawan guru dengan melokalkan materi pembelajaran yang ada dan mengembangkan specimen dari pihak kementerian. Mengingat Negara tercinta kita dari sabang sampai merauke. Berkararakter geografis dan geohistoris yang beraneka ragam. Budaya adat dan istiadat juga beragam. Pastilah cara mengajar akan disesuaikan dengan hal yang demikian.
Saya teringat dengan pembicaraan kawan saya seorang penulis di blitar yang bukunya juga best seller dan saya juga banyak belajar serta dibantu beliaunya..bang lubis (thanks for all). Dan Inti diskusi dengan kawan di "kabeh guruku" di warung kopi saat itu demikian.
Penelitian dari robert kiyosaki menunjukkan bahwa anak yang pintar secara akademis dan bernilai A pada akhirnya harus bekerja untuk mereka yang nilainya C, namun kreatif.
Dan ternyata hal itu juga menjadi kegelisahan juga pada benak pak Prof Rhenaldi Kasali. "sudah lama saya gelisah dengan metode pembelajaran di sekolah kita yang terlalu kognitif, dengan guru yang merasa hebat kalau muridnya mendapat nilai 80. (betapa streesnya mereka) dan memandang rendah terhadap murid aktif, namun menguasai semua objek. (kasali, 2016:50).
Hmmmm... Ironis juga ketika murid dan anak menjadi sebuah mesin pencetak prestasinya oleh sekolah bahkan orang tua mereka sebagai legalitas dari gengsi mereka. Anak wajib les ini les itu. Latihan ini latihan itu yang ending ending nya dapat piala serta lembaran piagam yang ndak tau mau diapakan dan dapatkah dipergunakn kelak di kemudian hari.
Mengingat saya juga banyak piagam penghargaan dan ndak tau apakah berguna juga endingnya hahahahahahaa.... (skip..skip...)
Oke finally...yang menjadi guru tempalah anak didik kita berdasarkan porsi kemampuan dan kemauan. Guru bukan hanya transfer of knowladge, tapi lebih dari itu guru adalah sebagai agen pembebtuk karakter tangguh, penyemangat, dan juga agen untuk menjadikan semangat nasionalisme pada anak didik nya. Yang bangga kepada bangsa dan negara dan selalu mengamalkan pengamalan pancasila.
Yang menjadi orang tua marilah kita jadikan anak kita adalah anak yang selalu senang dan menikmati masa kanak kanak nya, belajar dengan senang tenang dan bersemangt, mereka bukan robot pencetak prestasi utk menaikkan pamor gengsi orang tua dan juga mereka bukan pekerja. Mental mereka belum siap menerima sebuah pekerjaan dan beban berat kawan. Selow saja men...
waktunya pikenik ya pikenik waktunya makan ya diajak makan waktunya ke mall ya diajak ke mall. Tapi ingat penanaman pondasi mental karakter tangguh kebabgsaan dan nasionalisme serta penanaman karakter takwa dan takut kepada Tuhan nya adalah sendi utama pada masing masing orang tua.
Sama seperti kami orang desa ketika ditanya mbah mbah kami dalam dialouge keseharian mereka " pak dhe anakmu sok pengen dadi opo?" (pak anakmu besok mau jadi apa?). Pasti dengan mantap mereka menjawab " aku pengen anakku dadi wong mbeneh neng wong tuwek, sopan, taat nang gusti Alloh lan rosul karo migunani tumrape bangsa negara lan agama ne" (aku pengen anaku jadi anak yang taat ada ortu, taat aturan, sopan, dan berguna bagi bangsa negara dan agamanya)
Sederhana tujuan mereka. Dan mari kita inspirasi mereka.
Hehehhee....how to do??
Berdoa dan bertawakal dan selow saja....
Tidak perlu atribut jabatan untuk menjadi pemimpin perubahan. Kalian hanya butuh karya. Karya akan memberi dampak pada sebuah lingkungan. (Prof. Rhenaldi Kasali)
Selamat hari pendidikan nasional. Selamat HARDIKNAS
#Special thanks to mas lubis
#spesial thanks to club "kabeh guruku"
Harmaji, jenggirat tangi
2 mei 2018
Komentar atas SISI LAIN UNTUK HARDIKNAS
Formulir Penulisan Komentar
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah pengunjung |
- JALAN SEHAT BERSAMA KARANG TARUNA TUNAS BHAKTI DESA POGALAN TAHUN 2024
- STAND EXPO DESA POGALAN DI LAPANGAN BENDOEJO TAHUN 2024
- PKK Desa Pogalan Juara 1 Lomba Memasak se Kecamatan Pogalan Tahun 2024
- Bimbingan Teknis Penggiat P4GN ( Hall RM. Mekarsari _Selasa-Rabu, 11-12 Juni 2024)
- INFO PTSL_DARI POKMAS DESA POGALAN TAHUN 2024
- Monitoring dan Evaluasi Oleh BNNK Trenggalek_Desa PogalanTahun 2024
- PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI DAN PELANTIKAN PERANGKAT DESA POGALAN TAHUN 2024