RAMADHAN_1440 H / 2019

administrator 09 Mei 2019 18:37:30 WIB

Cara puasa tidak lapar

Masih ingat tempo ramadhan lalu ketika persiapan menjelang ramadhan di bumi tanah rencong. Menapakkan kaki di sabang dan banda aceh betapa luar biasanya. Magrib kami hampir jam 7. Shalat isya jam 8an. Jangan bayangkan trawih jam berapa, pastinya akan larut malam juga. tapi alhamdulillah disini menyenangkan hati. Menenangkan jiwa. Teringat malam nisfu syakban kami tidak kebagian shlat di masjid baiturrahaman.

Ah sudahlah jika bahas aceh tunggu saja episode berikutnya. Pasti..

Luar biasa .. Say hamdalah untuk ku telah melalui ramadhan sebanyak 3 hari ini. Tiada masalah yang berarti dan masih penuh semangat. Semoga kita tetap mendapatkan hidayah dengan mensukseskan ramadhan dengan senang riang gembira dan melaksanakan semua ibadah wajib dan sunnah ini dengan semangat yang menyala getar membahana...

Sengaja pada postingan saya tidak mengucapkan selamat bulan ramadhan dan selamat menunaikan puasa. Toh juga semua sudah mengucapkan nya di berbagai penjuru tanah air. Alhamdulillah teman saya banyak se indonesia. Semoga semuanya sehat selalu dan bersemangat membuahkan karya indah dan monumental.

Oke disini saya hanya mengingatkan diri saya sendiri dan utamanya kepada saudara saudaraku semuanya. Bukan kiai dan pandai berkotbah. Toh intinya mengingatkan diri saya.

Ada beberapa momentum keistimewaaan di bulan romadhon ini. Pertama, diturunkannya Al Qur’an yang suci di dalam bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi manusia dari kegelapan menuju cahaya. Dengan kitab ini, Allah memperlihatkan kepada mereka kebenaran (al-haq) dari kebatilan. Kitab yang di dalamnya terkandung kemaslahatan (kebaikan) dan kebahagiaan (kemenangan) bagi umat manusia, serta keselamatan di dunia dan di akhirat.

Kedua, adalah perintah melaksanakan puasa bagi manusia dengan kewajibannya yang melekat. Dari sini jelaslah bahwa tidak ada keringanan untuk tidak berpuasa di bulan tersebut, baik dengan menunaikannya di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan kecuali bagi orang yang sudah tua renta atau orang sakit yang tidak diharapkan kesembuhannya. Kedua kelompok tersebut tidaklah mampu berpuasa, baik di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan. Bagi keduanya terdapat hukum (aturan) lain yang akan datang penjelasannya, in syaa Allah.

Ketiga, mometum perjuangan, ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Dan termasuk dalam keutamaan bulan yang penuh berkah ini adalah dilipatgandakannya amal kebaikan di dalamnya. Diriwayatkan bahwa amalan sunnah di bulan Ramadhan memiliki pahala yang sama dengan amal wajib. Satu amal wajib yang dikerjakan di bulan ini setara dengan 70 amal wajib. Barangsiapa yang memberi buka puasa untuk seorang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka, dan baginya pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala oarang yang berpuasa tersebut sedikit pun. Semua kebaikan, berkah, dan anugerah ini diberikan untuk kaum muslimin dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini. Oleh karena itu, hendaklah kaum muslimin menyambut bulan ini dengan kegembiraan dan keceriaan, memuji Allah yang telah mempertemukannya (dengan bulan Ramadhan), dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk dapat berpuasa dan mengerjakan berbagai amal shalih di bulan Ramadhan.

Keempat, sebagai momentum penyatuan, bulan ramadhan adalah bulan dimana umat islam diseluruh penjuru dunia bersatu padu bersama dalam melaksanakan ibadah. Tidak ada perbedaan dalam melaksanakan puasa dan termasuk amalan sunah nya. Semua tunduk dalam aturan Alloh taala sekalipun mereka berbedan suku, kafilah, bangsa, dan negara.

Semua harus meletakkan egosentris mereka untuk melaksanakan perintah Alloh. Mereka yang berpuasa mampu memupuk rasa solidaritas dan empati kita kepada masyarakat yang tidak punya atau tak berkecukupan. Bagi mereka rasa lapar yang muncul pada bulan Ramadan ini adalah merupakan keseharian yang mereka hadapi dalam 11 bulan sebelumnya. Karena hidup mereka memang berada pada garis kemiskinan atau bahkan dibawah garis kemiskinan.

Dengan demikian, penderitaan yang dirasakan bersama mestinya melahirkan kekuatan untuk bersatu bagi bangsa ini, bukan nafsu memperkaya pundi-pundi pribadi apa pun dan bagaimanapun caranya. Bukankah sejarah sudah menunjukkan solidaritas untuk bangkit dan maju telah membuat bangsa ini keluar dari ketertindasan? Solidaritas pula yang membuat perbedaan suku dan agama kala itu terajut menjadi anyaman yang justru indah.

Karena itu, alangkah malangnya bangsa yang religius ini jika kesempatan untuk merefleksi diri lewat Ramadan itu menguap begitu saja. Kalau selepas puasa kali ini pun kita masih belum naik derajat ke hidup yang baik, boleh jadi puasa yang kita jalani memang hanya menghasilkan haus dan lapar sebagaimana dikhawatirkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Untuk itu, mari kita menggemakan ajaran dan hikmah yang terkandung dibalik perintah ibadah puasa untuk kita terapkan pada 11 bulan-bulan berikutnya. Tempaan kawah candradimukha 1 bulan penuh ini, diharapkan bisa membekali kita untuk melangkah jauh ke depan serta menghiasi jejak langkah perilaku kita dalam menuju perubahan yang nyata. Karena pada dasarnya, puasa bukan hanya untuk menahan lapar dan dahaga di siang hari. Tapi diharapkan kita menjadi manusia yang bertaqwa yang terwujud dalam kehidupan kita sehari-hari. Tanpa ada perubahan yang nyata diri kita, maka puasa nyaris tak bermakna..

Sudah...capek jari ini mengetik....
Tambahkan saja sendiri ya...

Harmaji, jenggirat tangi
Jatisari, 9 mei 2019

Komentar atas RAMADHAN_1440 H / 2019

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah pengunjung

Lokasi Pogalan

tampilkan dalam peta lebih besar